
Bentang Rindu dan Syukur
Rindu
Ia bagai dingin yang bisa kurasa
Namun, tak bisa kulihat apalagi tersentuh
Rindu
Ia bagai angin menerpa tirai jendela
Namun, lagi-lagi aku tak mampu menyentuhnya
Hanya mampu dirasa
Itulah rindu
Hanya mampu terpatri
Itulah rindu
Namun, ia tumbuh
Subur dalam jiwa
Merana menanti waktu
***
Syukur hanya sebuah kata
Tak perlu kau risaukan
Syukur hanya sebuah kata
Tak perlu kau pedulikan
Syukur hanya sebuah kata
Tak perlu kau hiraukan
Syukur hanya sebuah kata
Tak penting untukmu
Syukur hanya sebuah kata
Memang hanya sebuah kata
Tapi
Tak lantas kau berkata akan hal itu
Karena syukur itu memang hanya sebuah kata
Namun, ia teramat berharga
Syukur memang hanya sebuah kata
Tapi, ia lebih dari sekadar kata-kata
Syukur hanya sebuah kata
Tapi, tak semua orang mampu melakukannya
Syukur hanya sebuah kata
Ringan kau ucapkan
Berat kau lakukan
Syukur hanya sebuah kata
Namun, ia sering terabaikan
Oleh keluh dan rasa kurang
Syukur hanya sebuah kata
Tapi, ia mampu memberi sebuah berkah
Pada hati yang ikhlas
Syukur hanya sebuah kata
Tapi, ia bisa mengantarkan rasa rindu
Pada Sang Pemberi Nikmat
Syukur bukan hanya sebuah kata
Ia juga sebuah rasa
Pada apa yang kau punya
Syukur bukan hanya sebuah kata
Tapi kata pengangkat derajat
Bagi yang tulus mengatakannya
***
Kini
Syukurku akan rindu
Menyemainya tumbuh di dalam kalbu
Suatu waktu
Akan ada di masa sebuah rindu
Bertemu pada sang pengobat rindu
rumahmediagrup/walidahariyani