Dialog Kecil Part-4

Tempat tidur baru ini untuk ke dua kali mendapat protes dari Gendhis, gadis mungil penuh inisiatif.

Ndhis: Mami ayo dikembalikan tempat tidurnya ke tokonya
Mami: Kenapa?
Ndhis: Aku gak mau

Mami: Iya alasannya?
*diam dengan mulut manyun.
Kenapa?
Ndhis: Ga mau ….
*Kemudian lari ke luar kamar.

Dibiarkan saja oleh maminya. Gendis mulai berulah…. gelisah. Diam diam, Maminya menengok. Khawatir dengan anak sayangnya. Gendhis memukul-mukul tas kecil miliknya. Ekspresinya menunjukkan ketidakpuasan.

Mami: Ndhis, sini
Ndhis: *Diam dengan pandangan kosong
Mami: Ndhis, kok gitu kalau dipanggil mami!
Ndhis: *masih diam dan makin manyun bibirnya
Mami: Ndhis, kalau dipanggil mami, apa jawabnya? Anak mami mesti baik hati ya….
Ndhis: Dalem mamiii… *Menjawab dengan nada datar, tanpa menoleh.

Mami: *Pinter, anak mami cantik. Ayo sini! Sini mami peluk.
Ndhis: *sedikit ogah-ogahan datang ke maminya. Ditempelkannya pipinya ke wajah maminya.
Mami: Sayang, tadi Mami tanya belum dijawab. Kenapa tidak mau dengan tempat tidur ini?
Ndhis: Aku gak bisa sepedaan.
Mami: Ooooo…
*Maminya tersenyum dengan jawabannya
Ndhis: Ayo Mami, kita bawa kembali ke tokonya…!
*Sedikit teriak
Mami: Jangan Gendhis.
Ndhis: Aku nggak mauuu… ingin sepedaan
Mami: Ini beli tempat tidur buat dipakai, biar Ndhis tidur nyaman.
Ndhis: Ga mau.
Mami: Ssstt…. Ndhis… *Sedikit berbisik disampaikan
Nanti kalau papi pulang tidurnya gimana? Di mana? Mestinya kan di sini
Ndhis: *Diam sedang berpikir. Papi yang dirindukan masih di kota lain, di Tangerang.
Mami: Kalau sepedaan di ruang tengah aja yah….!
Ndhis: *Memandang maminya. Cahaya matanya sudah mulai bersahabat.
Mami: Oke?
Ndhis: He’em. Buat papi kalau pulang ya mi.

Senyumannya menghias. Ndhis manis melepaskan diri dari peluk maminya, berlari menuju ruang tengah dan bersepeda kembali.

5 comments

  1. Kemuliaan orang adalah agamanya, harga dirinya adalah akalnya, sedangkan ketinggian kedudukannya adalah akhlaknya. (HR. Ahmad & Al Hakim)

Comments are closed.

Email Hosting