Kala Sang Bidadari Tersenyum
Aku tak pernah lupa
Kala perjumpaan pertama kita
Sebuah pertemuan tak disengaja
Namun berbekas dalam dada
Senyum
Segaris tipis terbentuk alami
Ringan seperti awan pagi
Hangat bak sinar fajar merekah
Menyadarkanku dari lamunan panjang
Apakah aku bermimpi?
Apakah ini nyata?
Bukan halusinasi atau fatamorgana?
Hingga harus kucubit wajah keras-keras hingga memerah
Aduh!
Ternyata ini benar
Tak pernah kusangka hari itu begitu istimewa
Kusangka mataku tertipu imajinasi belaka
Ternyata sungguh, ini bukan rekaan
Sang bidadari surga hadir di hadapanku
Terpukau hingga terdiam tanpa kata
Memandang lekat lentik sepasang mata
Pandangan yang mampu luluhkan tebalnya baja
Lirikan yang sanggup runtuhkan tembok berlapis batu karang
Ah, betapa cantiknya
Tak ada gerak sombongkan diri
Ramah membalas setiap sapaan
Tak berlebih tak kurang
Semua seperti tepat pada tempatnya
Entah kenapa aku hanya mampu terpaku
Tak ada keberanian sekedar menyapa
Lidah kaku tak bergerak
Hingga
Suara kecil mendayu itu terdengar
Lembut menyusup gendang telinga
Merambat pelan meresap dalam pori-pori syaraf
Kemudian dengan cepat berlari berkejar-kejaran
Sampailah suara itu pada otakku yang asyik terdiam
Menyengat tiba-tiba
Membangunkan dari lamunan
Terdengar jelas tanpa ragu
"Halo, namaku Zahra. Kamu siapa?"
Dan aku tak bisa berkata apa-apa
Bandung Barat, awal Oktober 2019
D3100 in memoriam 70-300 mm
Snapseed
#Nubar
#NulisBareng
#Level4
#BerkreasiLewatAksara
#menulismengabadikankebaikan
#week2day4
#RNB48
#rumahmediagrup — bersama Titi Keke.
rumahmediagrup/masmuspoetrygraphy
Menyukai ini:
Suka Memuat...
Terkait