Selusin Mawar Satu per satu tangkai mawar terangkai cantik dalam vas Sambil menghitung kelopak yang mempersembahkan keindahan Semerbak wangi melenakan gairah untuk terus menghirupnya Menghadirkan lamunan lalu bangkit kenangan diiringi barisan angan Satu tangkai berkisah pada kegigihan mengoyak perbedaan Walau jauh sempurna karena tanpa suara Angan liar menggugah diri untuk berharap Akan datang kedamaian lain seiring masa Tangkai kedua masih dibuai syahdu Walau tak terpuaskan hingga sepi melanda Pelampiasan waktu hanya dalam mimpi Bilakah persatuan menyembah menuai hasil? Ini tangkai ketiga menorehkan duri Walau berdarah tetap melangkah terseok-seok Keseimbangan mulai nanar mencari pegangan Pandangan semu mencari kata klimaks Tangkai keempat dibantu untuk terangkai utuh Karena teriris pisau berkarat dalam gelap Ada cahaya terang di ujung tirai Sinarnya tak cukup memandu kebersamaan Apa yang terjadi pada tangkai kelima? Ah, masih menyesakkan sesekali Keabadian masih enggan datang Padahal ada jiwa-jiwa haus menanti pelepas dahaga Tangkai keenam, ketujuh, kedelapan terus menuju satu lusin rangkaian Hadirnya semakin jauh dari mengikat erat Terbentang emosi dan sabar silih berganti Butuh berapa tangkai lagi, agar tetap utuh? Dgt Home, 010719
#Nubar #NulisBareng #Level1 #BerkreasiLewatAksara #menulismengabadikankebaikan #week1 #RNB60
Sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10215270859391286&id=1428597814
rumahmediagrup/gitalaksmi