September
Ceria
Milik kita bersama
Senandung merdu si burung camar
Iringi terbitnya fajar
Ada harapan tersembunyi dalam syair mendayu
Merdu terdengar menelusup rongga indera dengar
Barisan kata sederhana tersusun rapi
Terdengar biasa namun bermakna istimewa
Ada doa yang terselip dalam lirih batin
Merindu hadirnya bahagia
Mengisi kosongnya sebuah ruang sepi
Seiring masa berlalu tak terjamah
Berharap kehadiran sang bahagia
Hangatkan kembali dinginnya rasa
Setelah menghilang dalam gelap gulita
Tersudut duduk di kesunyian
September
Ada kerinduan yang tak kuasa tertahankan
Gelisah kala mata akan terpejam
Berharap cemas akan bersua dalam mimpi
Setidaknya demi terpuaskannya penantian
Dingin pagi menyanyikan senandung
Irama yang tenangkan
Damaikan keresahan hati yang terus bergejolak
Saat mata temukan sinar mentari tersenyum
Lambaikan sapa menuntun langkah ini
Menyambut hari penuh harapan baru
September
Ada rasa penasaran yang tersisa dalam benak
Tertinggal berdiam tanpa bergerak
Apakah rindu ini turut engkau rasakan ?
Apakah layak penantian ini aku harapkan ?
Apakah perjumpaan itu akan terlaksana ?
Sambil menatap sang surya muncul dari sela dedaunan
Memandang kemerahan langit
Berganti bulatan kuning besarnya
Pertanyaan itu terus mengusik
Ah, sudahlah
Biarkan aku nikmati pagi ini
Ditemani secangkir kopi panas
Sehangat rinduku padamu
Yogyakarta, awal Muharram 1441 H
Fujifilm XT 20 18-55 mm
Snapseed
#Nubar
#NulisBareng
#Level3
#BerkreasiLewatAksara
#menulismengabadikankebaikan
#week1
#RNB48
rumahmediagrup/masmuspoetrygraphy
Menyukai ini:
Suka Memuat...
Terkait