Surat Cinta dari Bunda

Surat Cinta dari Bunda

Kepada suamiku tercinta dan kedua anakku terkasih,

Kupinta, janganlah menengok ke belakang lagi. Tempat dimana Bunda berdiri saat mengambil foto kalian bertiga. Bunda dengan sosok yang dulu pernah memperlakukan kalian dengan buruk. Bukan dengan kesadaranku. Tetapi akibat penyakit yang kuidap.

Meski mungkin segala pelakuan buruk yang sudah berlalu itu tak akan pernah hilang dari ingatan. Sebab apa yang sudah terlanjur terekam, tak akan semudah itu dihapus dari memori.

Bunda sadari itu ….

Mohon maafkanlah dari lubuk hati kalian yang terdalam. Seperti Bunda telah berjuang memaafkan diri sendiri terlebih dulu. Karena Bunda paham bahwa memaafkan bukan berarti melupakan. Tetapi saat teringat lagi kejadian yang buruk, hati kita sudah bisa menerimanya sebagai suatu ketetapan dari Allah SWT.

Memang beginilah caraNYA memberi babak hidup yang pernah suram sebagai sebuah pembelajaran untuk tidak mengulanginya lagi di masa mendatang. Cukuplah sampai di sini rantai perlukaan batin itu terputus.

Sekarang, kita sekeluarga, Ayah, Bunda, Mas dan Dede bersama memandang ke laut luas di depan sana. Untuk terus belajar memperbaiki diri supaya mempunyai hati yang pemaaf seluas samudera.

Sebab masalah pasti akan terus datang di tengah keluarga kecil kita. Laksana ombak yang tak pernah lelah menghampiri bibir pantai.

Tetapi tetaplah percaya bahwa masalah itu akan pergi dengan sendirinya. Karena Allah SWT yang sudah mengaturnya. Asalkan kita berempat kuat dan selalu semangat berjuang demi menapaki jalan kebahagiaan keluarga kecil kita. Bismillah bisa bersama selamanya sampai ke Jannah-NYA. Aamiin.

Dari Bunda yang sudah bisa mencintai kalian bertiga apa adanya. Karena Allah SWT yang sudah menyembuhkan jiwa dan melembutkan hati ini.

#Nubar
#NulisBareng
#Level1
#BerkreasiLewatAksara
#menulismengabadikankebaikan
#week1
#RNB33

Terbaik Week 1 Challenge Rumedia Nubar Bla 1

rumahmediagrup/ribkaimari

4 comments

Comments are closed.

Email Hosting