Malam yang sunyi, sebongkah hati terbalut sepi Menatap gelapnya langit tanpa hadirnya bintang yang biasanya terang berpijar Rembulanku menjadi kusut
Tag: agama islam
Nubar/Antologi Mei
Sssssttttt…. Mau ngintip cerita fiksi analogiku yang sekarang??? Boleh sih, tapi dikiiit aja, klo penasaran bisa PO bukunya, dijamin gak
Kemilau Mutiaraku
Bagian III Kuseka airmataku, dan kuselesaikan berbenah di kamar Dini, seolah-olah hatiku ikut tersayat pedih, ‘astaghfurullah Dini, mengapa kau sebodoh
Kemilau Mutiaraku
Bagian II Aku melangkah masuk kamar Dini, berantakkan. Kukemasi satu demi satu barang- barang yang berserakkan kukembalikan pada tempat semula.
Bersabarlah
Melepaskan lelah dalam pijaran doa, saat hati terasa kerdil dalam hujatan sumpah serapah Biarkanlah! Hingga titik jenuhnya tibaHingga terasa muakmuntah!
Doa untukmu
Doa Untukmu Saat suaramu melengking tinggi, aku terdiam ada rasa perih dibilik hati, braakkkk…. kau banting keras pintu mengagetkanku, mengapa
Saat Tenggelamnya Matahari
Saat Tenggelamnya Matahari Mbah Suci adalah seorang pensiunan pegawai negri yang kini sudah berusia 80 tahun sudah sepuh dan lelah
Saat Tenggelam Mentari
Bagian 1 “Pak, dengan sangat terpaksa ibu akan mengirim bapak ke panti Werda, sebenarnya aku gak sampai hati ngomong ini
Doa di Antara Pohon Cemara
Doa di Antara Pohon Cemara Sunyi senyap mengiringi langkah kaki..Bahkan kerling mentari tak mampu menggoda pagi..Kabut tipis mengelilingi hati dan
Cerita Hijrah
Bagian I Khilafah….awalnya kata kata itu begitu sangat asing ditelinga ku, karena yang sering aku dengar adalah kata kholifah, seperti
Puisi Hijrah
Rona luka pada jiwa yang terkapar kejahiliahan, aku tak tau jika itu dosa. Hanya sepenggal jiwa yang mengajariku tahta hingga
Saat anakku tak lagi mencintaiku
Bagian II Semenjak bu Vonie mengenalku, hidupnya menjadi agak berubah, lebih aktif mengikuti pengajian, bahkan sudah menjadwalkan rutin dua minggu
Saat anakku tak lagi mencintaiku
Bag. I “Sudahlah ibu gak usah menangis, kan tinggal dengan mba’ Dita juga sama aja, nanti setiap hari minggu saya
Anakku…
Terus menangislah nak, selagi kau mampu menangis dihadapanku, aku ibumu memang tak mampu memberikan segala yang kau mau, Aku orang
Mbok e…
Mbok e Bagian II Wajah pilu dengan netra yang sembab tergambar jelas pada rona perempuan usia 30tahunan itu, bu Sinem
Mbok e…
Mbok e… Bagian I “Sateeee….sateee…sateee…” Setiap pagi perempuan itu sambil menggendong bayi juga selalu diikuti anak lelakinya yang juga masih
Kekar Mentari Pagi
Pagi yang sunyi,sejuknya membungkus selimut kabutBurung burung pun masih enggan menggepakkan sayapnya untuk meninggalkan sarang, sang induk masih asik dalam
Dusta
Kau takkan pernah tau apa yang aku rasakanSaat liar pandanganmu melucuti seluruh rasa malu kuKecewaku terlahir begitu saja tanpa mengundang
Gapai Bias Mentariku
Pernah kurasakan saat matahari bersinar panasnya membakar sukmaku, aku yang terjerumus dilubang-lubang jalan kehidupan, tertelungkup diantara kegagalan dan kekecewaan, hingga
Kembali
Kukan selalu berpasrah padaNya, atas cabikkan rasa lelahMenghempas seluruh prasangka atas bisikkan angin yang riuh rendah bergelora pada dada langit