Mimpi Merdeka Mimpi Harapan Asa Masih ada Ikhtiar Usaha tanpa lelah Kerja keras Masih ada Meski dunia sedang tak berpihak
Tag: menulis itu mudah
JIWA INI
JIWA INI Jiwa Ia pernah berwarna Indah Seperti pelangi senja Kala sang asmara datang menyapa Dalam raga senyum bidadari
Di Ujung Penantian
Di Ujung Penantian Dalam bayang gelap Hanya berteman setitik cahaya Tak terlihat Namun dapat terasa Hangatnya mentari Jadikan teman dikala
SEDERHANA
Sederhana Sederhana Cara memaknai Idul Fitri Tak berlebih tak berfoya Syukur ucapkan dalam lisan dan hati Nikmati kegembiraan tanpa lengah
Keteguhan Cinta
Keteguhan Cinta Bulan itu masih tetap sama Seperti saat pertama kali kita berjumpa Dalam sepi yg tak terhingga Tanpa sadar
Satu Yang Tersisa
Satu Yang Tersisa Ada satu yang tersembunyi Terangkai dalam untaian waktu Tersimpan rapi dibalik tabir sunyi Malam indah yang banyak
Takkan Pernah Putus
Takkan Pernah Putus Ketika langit mulai menggelap Menjelang malam tiba Terdengar riuh ramai Alunan merdu puji-pujian insan dunia Memuji Agungkan
Menjelang Usai
Menjelang Usai Tak terasa Telah terlampaui tanpa sadar Berjalan pelan tak terasa mendekati akhir Entah menikmati atau tak sabar menanti
Kedamaian
Kedamaian Sebuah kedamaian Tercipta dari penerimaan akan beda Hargai manusia tak pernah sama Memandang dengan tatapan yang sama Bercakap dalam
Lima Purnama
Lima Purnama Mendung berawan tebal Itulah wajah langit malam ini Sisakan bentuk sabit putih tipis Terselip diantara mega Lima purnama
Senyumlah
Senyumlah Senyumlah Hangat sapa untuk semua Sebuah sedekah sederhana Tak perlu dana Tak susah berusaha Seuntai senyum Mampu cerahkan pagi
Dalam Syair
Dalam Syair Duhai adinda Teriring dentingan gitar sederhana Mencoba menemukan Melodi terindah Mencari merdunya Paduan suara enam senar Menemani alunan
Jiwa Satria
Jiwa Satria Sebentuk jiwa satria Pasti dimiliki setiap manusia Tersimpan rapi Di sebuah sudut Penuh semangat Kekuatan tak terkira Menanti
Semoga
Semoga Lengkingan peluit Nyaring membelah sunyi pagi Mata yang nyaris terpejam Selepas subuh Terbuka dengan terpaksa Tirai lusuh jendela kusibak
Untuk Sejenak
Untuk Sejenak Untuk sejenak Coba berbaring sesaat Melepas ketegangan dalam batin Biarkan hawa dingin pagi segarkan benak Bersihkan dari anasir
Teman, Rindu Ini
Teman, Rindu Ini Sejenak Memandang mereka yg tertawa gembira Mengingatkan saat masih bersama Dalam segala suasana Canda tawa Terkadang berbagi
Sahur Pertama
Sahur Pertama “Kakek, ayo bangun. Kita sahur yuk” Suara lirih merdu memanggil Bangunkan sepasang mata yang masih terkantuk Belum lama
Terimakasih
Terimakasih Terimakasih, sayang Untuk setia temani Lewati pergantian masa Lampaui perubahan jaman Dampingi tanpa lelah Bersama tertawa dalam canda Bergenggam
Sebentar Lagi
Sebentar Lagi Tak terasa Detik perlahan menggelitik Suara lemahnya kian menggaung Dan kini semakin nyaring Sebentar lagi Ia akan datang