Jendela Dunia Seperti membuka bingkai berhias kacaKala pagi menyapa Angin segar berhembus menyapaBangunkan raga yang berselimut hampa Begitulah artiKata dan
Tag: menulis mudah
Ketika Usia 40 Tahun
Mungkin kita pernah mendengar ungkapan yang mengatakan bahwa hidup yang sebenarnya dimulai pada usia 40 tahun. Pernyataan itu tentu bukan tanpa alasan, hal itu berdasar dari beberapa sudut pandang, baik sudut pandang psikologi maupuan perspektif Islam.
Perhatikan 7 Poin Ini agar Menjadi Penulis Profesional
Perhatikan 7 Poin Ini agar Menjadi Penulis Profesional Banyak orang yang hobi menulis ingin menjadi penulis profesional. Tapi sedikit yang
5 Waktu Ideal untuk Menulis – Nomor 4 Favorit Saya
5 Waktu Ideal untuk Menulis – Nomor 4 Favorit Saya Menulis sebenarnya bisa di mana saja, kapan saja.
JIWA INI
JIWA INI Jiwa Ia pernah berwarna Indah Seperti pelangi senja Kala sang asmara datang menyapa Dalam raga senyum bidadari
REKRUTMEN PJ BARU BULAN JULI
Nubar jatim area mengadakan rekrutmen PJ baru bulan Juli. Sekian lama tidak membuka rekrut PJ, bulan juli ada 5 PJ
Di Ujung Penantian
Di Ujung Penantian Dalam bayang gelap Hanya berteman setitik cahaya Tak terlihat Namun dapat terasa Hangatnya mentari Jadikan teman dikala
Tak Pernah Terlambat Untuk Bangkit
Tak Pernah Terlambat Untuk Bangkit Diri ini Pernah meragu Pernah bimbang Pernah merasa ditinggalkan Merasa tak diperhatikan Nyaris berpaling ke
SEDERHANA
Sederhana Sederhana Cara memaknai Idul Fitri Tak berlebih tak berfoya Syukur ucapkan dalam lisan dan hati Nikmati kegembiraan tanpa lengah
Keteguhan Cinta
Keteguhan Cinta Bulan itu masih tetap sama Seperti saat pertama kali kita berjumpa Dalam sepi yg tak terhingga Tanpa sadar
Ketika Dua Berjumpa
Ketika Dua Berjumpa Ketika dua warna berjumpa Ketika dua rasa bersua Bertukar cerita Sejenak tertawa dalam gembira Kala mengenang masa
Satu Yang Tersisa
Satu Yang Tersisa Ada satu yang tersembunyi Terangkai dalam untaian waktu Tersimpan rapi dibalik tabir sunyi Malam indah yang banyak
Takkan Pernah Putus
Takkan Pernah Putus Ketika langit mulai menggelap Menjelang malam tiba Terdengar riuh ramai Alunan merdu puji-pujian insan dunia Memuji Agungkan
Menjelang Usai
Menjelang Usai Tak terasa Telah terlampaui tanpa sadar Berjalan pelan tak terasa mendekati akhir Entah menikmati atau tak sabar menanti
Kedamaian
Kedamaian Sebuah kedamaian Tercipta dari penerimaan akan beda Hargai manusia tak pernah sama Memandang dengan tatapan yang sama Bercakap dalam
Lima Purnama
Lima Purnama Mendung berawan tebal Itulah wajah langit malam ini Sisakan bentuk sabit putih tipis Terselip diantara mega Lima purnama
Senyumlah
Senyumlah Senyumlah Hangat sapa untuk semua Sebuah sedekah sederhana Tak perlu dana Tak susah berusaha Seuntai senyum Mampu cerahkan pagi
Dalam Syair
Dalam Syair Duhai adinda Teriring dentingan gitar sederhana Mencoba menemukan Melodi terindah Mencari merdunya Paduan suara enam senar Menemani alunan
Rindukah?
Rindukah? Rindukah? Pagi menyambut sang bulan terindah Angin berhembus pelan Syahdu iringi mentari yang mulai merekah Ia tersenyum Bahagia rasa
Jiwa Satria
Jiwa Satria Sebentuk jiwa satria Pasti dimiliki setiap manusia Tersimpan rapi Di sebuah sudut Penuh semangat Kekuatan tak terkira Menanti