Dalam Syair Duhai adinda Teriring dentingan gitar sederhana Mencoba menemukan Melodi terindah Mencari merdunya Paduan suara enam senar Menemani alunan
Tag: #photography
Rindukah?
Rindukah? Rindukah? Pagi menyambut sang bulan terindah Angin berhembus pelan Syahdu iringi mentari yang mulai merekah Ia tersenyum Bahagia rasa
Jiwa Satria
Jiwa Satria Sebentuk jiwa satria Pasti dimiliki setiap manusia Tersimpan rapi Di sebuah sudut Penuh semangat Kekuatan tak terkira Menanti
Sebait Doa
Sebait Doa Doa Menjadi awal sebuah hari Bukan kewajiban tapi kebutuhan Betapa manusia selalu berlimpah harap Inginkan sebuah perjalanan tanpa
Semoga
Semoga Lengkingan peluit Nyaring membelah sunyi pagi Mata yang nyaris terpejam Selepas subuh Terbuka dengan terpaksa Tirai lusuh jendela kusibak
Untuk Sejenak
Untuk Sejenak Untuk sejenak Coba berbaring sesaat Melepas ketegangan dalam batin Biarkan hawa dingin pagi segarkan benak Bersihkan dari anasir
Teman, Rindu Ini
Teman, Rindu Ini Sejenak Memandang mereka yg tertawa gembira Mengingatkan saat masih bersama Dalam segala suasana Canda tawa Terkadang berbagi
Sahur Pertama
Sahur Pertama “Kakek, ayo bangun. Kita sahur yuk” Suara lirih merdu memanggil Bangunkan sepasang mata yang masih terkantuk Belum lama
Terimakasih
Terimakasih Terimakasih, sayang Untuk setia temani Lewati pergantian masa Lampaui perubahan jaman Dampingi tanpa lelah Bersama tertawa dalam canda Bergenggam
Sebentar Lagi
Sebentar Lagi Tak terasa Detik perlahan menggelitik Suara lemahnya kian menggaung Dan kini semakin nyaring Sebentar lagi Ia akan datang
Jika Kelak
Jika Kelak Jika kelak Niat telah tertancap kuat Langkah siap memulai Beranjak pergi Jangan lupakan Untuk sekali menoleh ke belakang
Memori
Memori Kala berjanji jumpa Di sudut ramah biasa bercengkrama Duduk bersandar dinding lusuh Berhias pewarna kusam tak terawat Saat berkesan
Nur Illahi
Nur Illahi Menyentuh cahaya Mencoba menggenggam sekelebat sinar Memancar dari Sang Pemilik Cahaya Coba raih dalam kepalan tangan Hangatnya yg
Tak Sengaja
Tak sengaja Dalam suatu waktu Tanpa terencana Tak terduga Kita berjumpa Setelah sekian windu terpisah Hanya berkabar lewat selembar kertas
Mereka Yang Terdiam
Mereka Yang Terdiam Sebuah pagi yang cerah Langit biru tanpa awan Bersih tanpa warna lain Dua sahabat duduk berdampingan Terdiam
Dibalik Jeruji
Dibalik Jeruji Jeruji besi Dari masa lampau selalu ditakuti Menghindari Agar telinga tak mendengar namanya disebut Kesan gelap Hitam Kusam
Hei
Hei Lihatlah keluar Pandanglah Pijar mentari kemerahan di ufuk timur Lambaikan sapa hangat Menyapa dengan senyum tercantik Seperti ingin berkata
Di Awal April
Di Awal April Sebaris mendung berbaris rapi Gumpalan kapas berwarna pekat Terasa begitu padat Tak tertembus Perlahan mulai berkumpul Berkerumun
Mari
Mari Telah tiba masa Waktunya mencari rezeki Meraup pahala Raih berkah Walau dengan kesederhanaan Keterbatasan Tanpa semangat dan tenaga sekalipun