Aku…
Pada lamunan yang sendu
Aku berada pada titik semu
Terukir dalam bagian halu
Yang bodoh akan diriku
Seutai sampah
Yang menggantung pada diri yang resah
Mungkin orang lain lemah
Tetapi aku sampah
Kau tau aku?
Ya… Aku
Aku sampah yang terlalu pilu
Dan karyaku hanya sebatas sampah yang mengandung sendu
Sampah… Itulah sebutanku…
Kenapa? Karena dirimu
Kau yang membuatku menjadi lautan biru
Yang membutakanku mana rasa dan mana hati yang terlanjur membeku
Sampah… Sebut saja aku itu…
Dalam raga aku terdiam bisu
Tetapi dalam jiwa aku berteriak pilu
Inilah diriku…
Pada pena kuberkata
Pada lisan kuterbungkam
Pada diri kuberserah
Pada jiwa kupamit
Inginku pamit… Pergi…
Dalam cerita ini…
Yang tak ada berlian emas diisi
Hanya seonggok sampah yang menggenang di sini
-Nata(R)
9 Maret 2018
rumahmediagrup/suratmisupriyadi