Mengenal Gayam, “Si Buah Kentut”
Pernah mendengar tentang buah gayam, yang memiliki julukan “Si buah kentut?”
Buah ini cukup populer saat saya masih kecil. Kira-kira sekitar tahun 1990-an. Waktu itu di desa saya banyak sekali yang menanam pohon gayam. Dari mulai daun, buah, kayu, dan bijinya, semuanya bermanfaat bagi kita.
Seiring dengan berkembangnya waktu, sudah mulai jarang saya temukan pohon gayam di sekitar tempat tinggal saya. Mungkin karena belum ada yang melirik tanaman ini untuk dibudidayakan. Ataupun karena tanaman ini kalau sudah besar kelihatan “angker” jadi kurang diminati untuk digeluti.
Gayam memiliki nilai filosofis yang tinggi, yaitu terdiri dari kata “gayuh” yang berarti cita-cita, dan “ayem” yang berarti damai, tenang dan bahagia.
Nah, berikut ini manfaat gayam bagi kita, di antaranya:
1. Sumber bahan makanan
Buah gayam bisa diolah dengan cara direbus ataupun dibakar. Selain itu bisa juga diolah menjadi keripik atau emping. Bijinya juga bisa direbus dan dijadikan cemilan.
2. Jamu tradisional untuk diare
Daun gayam mengandung serat yang tinggi, sehingga bisa berfungsi sebagai obat diare. Cara pengolahannya pun mudah, cukup dengan merebus beberapa lembar daunnya, kemudian air rebusannya itu yang diminum.
3. Sumber antioksidan
Buah gayam mengandung senyawa flavanoid yang berfungsi sebagai zat antioksidan.
Antioksidan berfungsi untuk penangkal radikal bebas yang masuk ke tubuh dan mengeluarkan racun dalam tubuh.
4. Membantu penyerapan makanan
Buah gayam yang kaya akan serat, bisa membantu kerja usus dan menjaga kesehatan sistem pencernaan. Sisi negatifnya, mengonsumsi olahan gayam, membuat kita mudah untuk kentut.
Itu tadi beberapa manfaat mengonsumsi makanan olahan gayam. Melihat manfaatnya yang cukup bagus buat kita, saya rasa orang tidak akan ragu untuk mencicipinya.
Hanya saja untuk mengatasi efek negatifnya, yaitu mudah kentut, cukup siapkan tisu untuk menutup hidung akibat bau kentut yang dihasilkan, hehehehe.
Selamat mencoba!
rumahmediagrup/siskahamira
Kalau di saya ada dedaunan yang baunya seperti bau kentut. Ibu saya sih yang hafal dan pernah ngasih tau juga. Cuma sekarang kayaknya sudah punah juga di daerah saya. Tergantikan dengan pagar tembok (karena dedaunan tsb dijadikan pagar hidup dulu itu). 😅
Rasanya belum pernah ketemu buah ini deh
Hihihi..di sini udah mulai langka banget Mbak
Tinggal dimana mba Siska?