Pada era digital seperti sekarang ini, mengajak anak untuk suka membaca buku terbilang susah. Peran buku bacaan telah digantikan dengan adanya hand phone atau telepon genggam. Lebih praktis dibawa kemanapun saat pergi dan didukung dengan berbagai fitur yang tentunya lebih menarik dibandingkan dengan buku.
Gerakan literasi di sekolah awalnya kurang geliat, penyebabnya karena minat baca buku anak begitu minim. Namun dengan adanya pohon literasi, anak jadi semangat untuk berlomba-lomba membaca buku.
Pohon literasi merupakan salah satu bentuk apresiasi guru terhadap siswa yang telah selesai membaca buku. Saat anak telah selesai membaca buku mereka akan mendapatkan satu helai daun yang terbuat dari kertas. Mereka menuliskan judul buku, pengarang, penerbit, jumlah halaman pada kertas yang berbentuk daun serta menuliskan sinopsisnya di balik kertas tersebut.
Warna kertas dibedakan setiap anak selesai membaca satu buku. Misalnya selesai membaca buku pertama mereka akan menuliskannya di kertas daun yang berwarna hijau. Saat selesai baca buku kedua mereka mendapatkan kertas daun berwarna hijau muda dan jika telah telah selesai dengan buku ketiganya anak akan mendapatkan kertas berbentuk buah-buahan.
Secara tidak langsung anak akan berlomba-lomba membaca buku. Agar mendapatkan kertas-kertas yang dapat mereka tempel di dinding kelasnya. Mereka akan bangga melihat pohon literasinya tumbuh lebat.
Dengan meningkatnya minat baca maka akan berdampak positif terhadap anak, diantaranya menambah kosa kata mereka, melatih fokus, dan menumbuhkan rasa peduli mereka. Serta melatih otak untuk belajar menganalisa setiap masalah.
Semoga bermanfaat.
rumahmediagrup/ She’scafajar
👍👍👍